Pendakian 3D2N di Gunung Gede Pangrango
Sampurasun… Pararunten Akang Teteh!
Gimana kabarnya gais? Semoga pada sehat ya, dijauhkan dari virus dan didekatkan dengan yang serius, aamiiin.
Duh baru sempet bikin tulisan lagi nih. Sebenernya ada banyak banget bahan buat ditulis, tapi apa daya waktu, situasi dan kondisi belum mendukung. Karena udah lama banget nggak nulis, akhirnya coba nulis lagi deh.
Kali ini temanya liburan, yaitu ke Gunung Gede. Waktu itu sempet nulis juga tentang liburan ke Gunung Gede, tapi karena kali ini liburannya berbeda dan lebih berkesan, jadi gapapa kan yah nulis tentang pendakian Gunung Gede lagi? Wkwk.
Well, jadi sekitar 1 bulanan yang lalu, tepatnya 5 September 2020, diriku teh naek gunung lagi. Terus karena kondisi lagi pandemi gini, jadi liburannya gak bisa jauh-jauh, yang deket aja. Akhirnya memutuskan untuk naik Gunung Gede aja. Itu pun gunungnya baru banget dibuka setelah lama ditutup akibat pandemi. Dan ketika dibuka, ya otomatis kami yang udah lama diam di rumah ini pengen berlibur, yaudah deh Gunung Gede Kuy!
Gunung Gede Kuy!
Tahun 2020 ini sebenernya udah ada rencana naik Gunung Gede dari awal tahun, waktu itu rencananya bulan April. Tapi ternyata si korona datang tanpa diundang, hingga akhirnya rencana itu tertunda, padahal udah H-seminggu mau berangkat tiba-tiba pendakian ditutup weh, ahh yasudah lah.
Setelah berjalan beberapa bulan, si korona juga masih ada sih sebenernya, tapi karena udah mulai new normal, maka beberapa tempat wisata termasuk pendakian gunung dibuka kembali.
Tidak lama setelah dibuka, akhirnya diriku teh memutuskan untuk langsung berencana gas ke Gunung Gede. Seperti biasa, aku teh berangkat bareng sama barudak Explore Cianjur Selatan (ECS) gais.
Dan kami pun berangkat hari tanggal 5 September 2020. Tapi meskipun berangkat bareng anak ECS, aku sama 3 teman lainnya yaitu Alawi, Ramdan, dan Fakhri memutuskan untuk beda jadwal turun karena pengen bersantai menikmati Gunung selama 2 malam di sana. Bagaimana keseruannya? Cekidot gais.
Rancagoong to Basecamp Putri
Satu hari sebelum pendakian, tepatnya Jumat, aku teh awalnya mau ikut nginep di basecamp aja biar besoknya langsung berangkat dari basecamp.
Tapi apa daya, tiba-tiba hawa mager pun datang, akhirnya nggak jadi ke basecamp, dan memutuskan untuk berangkat sabtu subuh dari rumah ke basecamp.
Tibalah waktu subuh, aku dan 7 orang temen yang nginep di rumah pun bergegas menuju basecamp putri Cipanas. Tapi karena kami mah tim lelet, jadi weh kabeurangan gais, dan ditinggalkeun ku rombongan ECS. Soalna kami salah ngambil jalan oge, jadi weh rada muter-muter pas menuju ke basecamp teh 🙁
Meskipun begitu, tidak menyurutkan niatku untuk tetap naek gunung! HAHAHAHA.
Kami ke basecamp mengendarai motor tutututtt. Kemudian sesampainya di basecamp langsung parkir motor dan gas ke tempat check in buat laporan.
Karena kondisi perut ini lafar belum diisi makanan, kami pun beli jajan heula gais sambil ngopi, da takut mopo atuh di jalan, bisi oleng 🙁 Sambil jajan sambil menunggu temen ECS lain yang juga datengnya telat.
Perjalanan dari Basecamp ke Alun-alun Surya Kencana (via Putri)
Jam 8 pagi, perut sudah sedikit terisi, tenaga mulai bergetar, kami pun mulai melakukan pendakian. Seperti biasa, awal-awal perjalanan mah masih kuat lah gais, meskipun kerir aku mah beurat da bawa perbekalan banyak buat 2 malam, ditambah tenda, matras, air, beras, makanan, dll.
Setelah beberapa menit berjalan, you know gais, tidak terasa sampai di Pos 1. Tadinya mau istirahat dulu, tapi aku teh memutuskan untuk langsung tancap gas weh biar bisa nyusul teman-teman yang lain.
Perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2 mulai menanjak gais, sehingga tuur mulai karasa dan nafas pun mulai ngos-ngosan. Lelah pun mulai datang, tapi mau gak mau langkah kaki ini harus terus berjalan, meskipun 5 langkah jalan tapi berhentinya 15 menit WKWKWK.
Jas for yur infomesyen aja gais, pendakian kali ini tuh rame banget anjay, kalo kata pihak pengelola sih katanya pendakian waktu itu nyampe 7000 orang. Anjim gak tuh? Huft.
Dan kerasa banget, di perjalanan tuh rame dan macet gais, udah kek di pasar aja, syalan emang orang-orang kenapa sih pada naek gunung segala, udah tau capek HAHAHA.
Meskipun rame dan sedikit macet, perjalanan terus berlanjut dong. Dan akhirnya tiba di Pos 2. Istirahat sebentar beli semangka harga goceng, biar seger dikit.
Tidak lama lanjut lagi perjalanan meskipun dengan langkah yang mulai berat, dan track jalan yang mulai aduhay bikin tuur leklok.
Perlahan tapi pasti, kami sampai di Pos 3. Di sini istirahat dulu lumayan lama, dan karena lelah, kami pun makan nasi biar ada tenaga lagi hehe.
Abi situ gas lagi, dan tidak lama udah nyampe di Pos 4. Di Pos 4 ini istirahatnya lumayan lama juga, soalnya sembari menunggu teman-teman yang lain yang ketinggalan. Diriku pun menunggu sambil tiduran di pinggir track.
Setelah istirahat tiduran, ternyata teman-teman yang ditunggu masih tidak terlihat, akhirnya kami langsung gas lagi melanjutkan perjalanan.
Track dari Pos 4 ke Surken ini nanjak banget, tapi lebih deket dan tidak terlalu kerasa capek, soalnya akan tiba di Alun-alun Surya Kencana.
Daaaaannnn, kami pun sampai di Alun-alun Surya Kencana, tepat jam 1 siang. Setibanya di Surya Kencana ini, perasaan lelah mulai hilang, melihat view hamparan padang rumput yang luas, seluas mata memandang! Dihiasi hamparan bunga Edelweis juga, ahh syahdu pokona mah.
Malam Pertama di Alun-alun Surya Kencana
Cuaca saat itu cerah banget, hanya saja anginnya kenceng banget, parah pokona mah gais. Anginnya mengakibatkan rasa dingin yang menusuk tajam ke dalam pori-pori kulit.
Sore hari, aku dan 3 temanku belum mendirikan tenda, karena ternyata masih banyak tenda kosong, sehingga kami bisa nebeng dulu hehehe.
Setelah semua mendirikan tenda, beberapa teman ada yang foto-foto ria, ada yang tidur karena kelelehan, ada yang masak-masak, dan ada juga yang ternyata masih di perjalanan belum sampai ke Surken, hadeuhhh. Coba tebak deh kira-kira diriku ngapain? HEHEHE.
Senja pun tiba, mentari mulai menyusup, langit mulai gelap, angin semakin kencang, hawa dingin pun makin merajalela. Ahh pokona mah tiris pisan anjimmm!
Aslina ini mah yah, semenjak magrib teh kami semua arasup ke tenda, dan diem di tenda, soalna males rek ka luar tenda teh da tiris pisan gustiiii.
Sampe malem pun kami teh enggak keluar-keluar dari tenda, da ripuh atuh tiris sama anginnya teh gais, tong boro di luar tenda, di dalam tenda juga tiris pisan. Keluar tenda juga karena terpaksa buat ke air atau ambil wudhu buat sholat.
You know gais, saking kencengnya angin di surken waktu itu, ada satu tenda gede sampe roboh ketiup angin, dan frame-nya pun potong, akhirnya ditilepan weh gais si tendanya teh, sedih gak sih? ☹
Dengan terpaksa, aku teh harus mendirikan tenda gais. Dalam kondisi cuaca dingin sama angin kenceng, bayangin geura gais bayangin! ☹
Yaudah weh, daripada tidur di luar mending terpaksa mendirikan tenda. Rencana kami tuh pas malem mau seru-seruan bikin acara, ngumpul, main remi, masak-masak, dll. Tapi ternyata cuaca tidak mendukung, hingga larut malam bahkan hingga subuh pun kami semua hanya diam di tenda saja.
Kegiatan Siang Hari di Alun-alun Surya Kencana
Setelah melewati dinginnya malam, tidur pun tidak begitu nyenyak, akhirnya tiba lah waktu pagi. Mentari pun mulai muncul.
Karena cuaca pagi masih dingin, teman-teman yang awalnya mau pergi summit nyubuh biar kebagian sunrise, akhirnya pada mengurungkan niat itu. Mereka pun pergi summit setelah mulai siang dan mentari mulai meninggi, sekitar jam 7an.
Tapi, diriku, Alawi, Ramdan, sama Fakhri tidak ikut summit, soalnya kami akan melakukan summit sore hari nanti sekaligus menginap di Puncak.
Sambil menunggu teman-teman yang lain di Puncak, kami berempat masak-masak untuk sarapan pagi karena lafar pisan gais kedinginan teh ☹
Siang hari, teman-teman yang lain bergegas turun kembali melalui Putri, tapi kami berempat tetap stay di Surken untuk bersantai dan menikmati view.
Cuaca siang hari lumayan terik, hanya saja angin tetap masih kencang, sehingga meskipun panas tapi rasa dingin tetap ada.
Untuk sekedar menghangatkan badan, kami pun menyalakan kompor sekaligus masak lagi buat masak liwet, goreng jengkol, bikin sambal, dan lain-lain. Yaps, kami ngaliwet di Surken gais, asik banget asli cuyy, NIKMATOS LEZATOS pokona mah! Setelah ngaliwet, sore harinya ketika mentari tidak terlalu terik, kami berfoto ria sambil membuat footage video. Ahh pokoknya kita puas banget menghabiskan hari di Alun-alun Suryakencana.
Malam Kedua di Puncak Gede
Sore hari menjelang magrib, aku, Alawi, Ramdan, dan Fakhri pun packing kembali dan menurunkan tenda, karena kami harus berangkat ke puncak untuk bermalam di sana.
Kami pun berangkat meskipun kaburitan euy gais, jadi weh gak kebagian sunset di puncak sana ☹ Tapi tidak apa-apa, kami pun sampai di puncak sudah mulai gelap, sekitar jam setengah 7an.
Ternyata gais, di puncak teh dingin banget euy, akhirnya setibanya di puncak kami langsung mendirikan tenda untuk melindungi tubuh dari dinginnya sikap dia, eh dari dinginnya udara malam maksud teh ☹
Tidak banyak aktivitas yang kami lakukan di puncak sana, karena udara dingin banget. Kami pun hanya memanaskan air dan menyeduh kopi untuk menghangatkan badan. Malam itu, kami sama sekali tidak keluar dari tenda.
Di sana juga hanya sedikit orang, hanya ada satu tenda kami, dan satu orang ibu-ibu yaitu yang punya warung di puncak.
*Ada satu hal lucu nih pas tengah malem. Jadi si Ramdan ini dia kebelet pipis, tapi orangnya penakut banget, dia gak mau keluar tenda sama sekali, apalagi cuacanya dingin pula.
Akhirnya dia kencing di botol air mineral. Dia gak mau ngebangunin kita secara langsung, jadi dia riweuh sendiri, tapi dia tuh krasak-krusuk sendiri sambil ngomong berisik, jadi yang lainnya tetep kebangun. Kampret emang ni orang.
Pagi Hari di Puncak Gede
Setelah menghabiskan malam, tak terasa subuh pun tiba. Di luar mulai terang, matahari pun sedikit-sedikit muncul. Kami berempat langsung beres-beres kembali sekaligus membongkar tenda dan langsung packing.
Kemudian kami pun foto-foto pagi hari di puncak. Alhamdulillah gais, cuacanya lagi bagus banget, matahari jelas banget, di tengah hamparan samudera awan, wow banget pokonya mah!
Setelah berfoto ria dan membuat footage video, kami pun sudahi bermain di puncak Gede, karena kami sadar kami harus segera turun karena harus melakukan perjalanan pulang.
Turun dari Puncak Gede via Cibodas
Sesuai rencana awal, kami akan melakukan perjalanan pulang melalui jalur Cibodas. Dan kami pun bergegas turun dari Puncak Gede menuju Cibodas. Ini adalah pengalaman pertama aku melalui jalur Cibodas.
Berbeda dengan Jalur Putri, ada banyak spot dan tempat unik yang kami temui di sepanjang jalan jalur Cibodas ini. Seperti Tanjakan Setan, Kandang Badak, suara air sungai, air terjun, air panas, jembatan unik melewati sungai air panas, Curug Cibeureum, dll.
Dan jalur ini termasuk jalur santai, jika dibandingkan dengan Jalur Putri, Jalur Cibodas ini tracknya lumayan landai, banyak datarnya, tapi memang agak jauh. Tapi seru sih, karena banyak hal unik yang ditemui di sepanjang perjalanan.
Singkat cerita kami tuh sampai di Pos Pemandian Air Panas. Di sini kami istirahat dulu dan masak liwet lagi.
Nah karena diriku ini tuh 3 hari di gunung dan belum buang air besar, akhirnya perut pun mules banget pengen m*d*l gais. Yaudah karena di sana enak banyak air, dan tempatnya lumayan sepi juga, akhirnya aku pun m*d*l gais, dan you know, perutku ini lega bangettt, huahhh mantep pokona mah.
Tidak lama liwet pun mateng gais, setelah lelah perjalanan dan perut pun kosong, akhirnya dengan riang gembira kami menyantap liwet beserta lauk favorit kami yaitu ZENGKOL GORENK!
Bayangin deh gais, abis capek perjalanan, kemudian menyantap nasi liwet, terus lauknya tuh zengkol gorenk yang dicocolin ke sambel yang ladanya kabina-bina, duhh aslina kenikmatan surga dunia itu teh namanya gais!
Setelah selesai makan, kami pun lanjut perjalanan dengan langkah yang agak berat karena perut kenyang banget hehe.
Udah deh akhirnya kami nyampe di Cibodas, Alhamdulillah tidak ada kendala apapun.
Dari Cibodas kami naik angkot sampe RS Cimacan, terus dari situ kami megat Beus gais, beusnya teh Marita weh seperti biasa hingga sampai ke Rancagoong kembali.
Itulah kisah pendakian aku dan teman-temanku. Kalo diceritain mah gak seru-seru banget sih, tapi aslinya mah di lapangan seru pisan gais asli dah.
Alhamdulillah selama perjalanan dan selama bermalam di gunung pun tidak terjadi apa-apa sama kami, pokona mah pendakian kali ini lancar jaya weh.
Terimakasih sudah membaca cerita ini, SEE YOU IN THE NEXT STORY!
1 Comment
opini yang bagus, sekarang kembali jaga warung