Lelaki yang Membawa Hadiah | Cerpen
Jam menunjukan pukul 11 malam. Wanita itu duduk sendiri pada kursi dapur sambil menyangga dagunya dengan tangan kanan di atas meja. Melihat dua potong roti yang sudah dingin sambil bertanya-tanya dalam hati. “Kau dimana revan”?
Gelas air putih yang ada disampingnya hanya ditatapnya dengan pandangan kosong, memutar-mutar sendok seraya mengaduk air yang ada pada gelas di depanya sejak jam 9. Sampai sekarang dia masih terus saja mengaduk.
Tak lama kemudian, suara dorongan keras pintu terbuka dari rumah depan. Perkiraan yang paling mungkin dikepalanya dari kedatangan seseorang malam-malam begini hanyalah revan, suaminya.
Kedatangan suaminya malam itu terlihat cukup aneh. Baru kali ini suaminya telat sampai berlarut malam. Walaupun hanya bisa makan dengan sepotong roti di malam hari, tapi hal itu tak membuatnya telat makan.
Wanita tersebut pun langsung menghampirinya dengan wajah khawatir. Rasa kantuk dan bosan saat itu pun seketika hilang begitu saja bak hantu gentayangan. Dengan nada yang radak meninggi wanita tersebut bertanya dari dalam dapur sambil berlari.
“apa itu kau Revan?”
Saat itu wanita tersebut terperanjat melihat suaminya jatuh tersungkur dilantai dekat pintu dengan baju yang sobek pada kerah dan beberapa darah mengalir lambat mewarnai bibirnya.
“Ya Tuhann!!”
Nafas lelaki tersebut terengah-engah seperti baru saja lari berjam-jam. Pipinya sedikit memar berwana merah muda keunguan.
Wanita itu mendirikan suaminya lalu membiarkan duduk di kursi dan bergegas pergi ke dapur tuk mengambil air.
Sekejap dia langsung membawakan segelas air putih dan kapas lengkap dengan alkohol dan obat luka-luka.
Dengan rasa sayang bercampur iba wanita tersebut pun meminumkan air putih kepada suaminya. Setelah itu sesegera mungkin wanita itu mengusap luka berdarah dengan kapas yang ia bawa.
Disela-sela itu, revan bercerita kejadian yang dia alami.
Malam itu, sebelum revan pulang, dia ingin sekali membelikan sebuah hadiah untuk istrinya. Diapun mencari benda yang pas dengan kantongnya. Dia keluar-masuk toko dan tidak ada satupun hadiah yang pas untuk diberikan kepada istrinya.
Berkatalah suaminya : “ dan akhirnya aku menemukan yang cukup baik untuk mu.” Pria itu tersenyum. “tapi aku harus bekerja di toko tersebut yang mana aku langsung diberi upah setelah menyelesaikan tugasku.”
Wanita itu mendengar kasihan sambil membasuh luka-luka yang masih memerah pada suaminya.
“tapi dikala aku berjalan pulang, aku bertemu dengan 3 orang peminum yang mereka sudah tidak bisa berfikir dengan baik, mereka menginginkan sesuatu dariku, yang mereka cari pertama adalah rokok, tapi aku tidak memilikinya. Aku sudah menjelaskan kepada mereka tapi mereka tak mau mendengarnya. Aku pun khawatir dengan hadiah yang baru saja ku beli, seketika itu juga aku menyembunyikan hadiah tersebut di saku belakangku. Dan saat itu juga mereka menyadari bahwa aku menyembunyikan sesuatu dari mereka. Mereka pikir aku bohong dan mereka pikir aku membawa apa yang mereka cari. Karena khawatir dengan hadiah tersebut akupun berkata bahwa aku tidak membawa apa-apa. Seketika itu juga aku dikeroyok oleh mereka bertiga.” lelaki itu mengatur nafasnya.
“barang yang ada dikantongku sempat terjatuh, karena itu seketika saja aku balas mereka dengan pukulan, mungkin mereka yang dalam keadaan mabuk sehingga aku mudah untuk kabur melewati mereka setelah mengambil hadiah yang terjatuh tadi.”
Wanita itu menatap mata lelaki tersebut dalam-dalam, “Tapi kau tak apa-apa kan?”
“aku cukup baik. malahan aku sangat bahagia” kata pria itu sambil menahan sakit. “ohh ya hampir lupa, hadiahmu”
pria itu menyerahkan sebuah kotak hitam gelap tidak terlalu besar yang digenggam oleh tangan kirinya.
“kau pertaruhkan nyawamu demi ini?”
“bukan, tapi demi kau”
Dibukalah kotak itu yang telah sedikit terbuka pada tutupnya dengan mudah. Wanita itu sempat heran, kenapa kotak tersebut sudah terbuka.
Dilihatnya isi dari dalam kotak itu.
Dia menajamkan matanya untuk melihat lebih dalam. Untuk beberapa saat dia masih mencari ke seluruhan bagian dalam kotak tersebut. Lalu wanita itu paham dan tersenyum sambil menatap wajah suaminya.
Sesaat hening tanpa ada obrolan.
“bagus kan?” kata pria itu sambil tersenyum, berharap istrinya suka dengan pemberiannya.
Tapi wanita itu tidak membalas, dia hanya berusaha tersenyum tulus.
Namun wajah istri kini berubah. Ada sedikit air menggenang di pelupuk matanya.
Pria itu mengkerutkan dahi sampai kedua alinya saling bertemu lalu mengambil kotak hitam yang baru saja diberikannya. Lalu memandangi istrinya lagi yang masih berusaha tersenyum kepadanya dengan paksa, dan senyuman yang tadi terlintas di wajah lelaki tersebut,
seperti tak pernah ada.
1 Comment
Jadi penulis nih sekarang ya? Kemana aja hey, sombong banget sekarang engga pernah ketemu sejak pergi taun lalu hahaha